"Nggak sekalian comment-nya?" Mungkin begitu sebagian dari kita merespon kiriman pesan lewat jalur pesan pribadi. Dan apakah balasan ini salah? Tentu tidak dong. Sama juga tidak bersalahnya, bila yang dikirimi itu mendiamkan saja. Soalnya bisa jadi bingung, bagaimana menjawabnya. Mau bilang nggak mau, kok kelihatannya pelit kuota. Mau meluncur ke yang diminta, kok ya rasanya bukan sesuatu yang dibutuhkan. Dilematis bukan?
Kalau masih terbilang teman sih nggak masalah, meluncur ke tempat itu. Terlepas dari soal enak nggak enak sama teman. Tapi ini bukan teman lho, menurut arti sebenarnya. Hanya kebetulan, sama-sama member di suatu grup. Tak pernah bertegur sapa di dunia maya maupun nyata, eh tiba-tiba nge-DM. Minta dibegituin. Berkali-kali pula. Dongkol bukan?
Mbokyao ada basa-basinya dikit sebelumnya. Chit-chat ngalor ngidul-lah sekali-kali. Biar kalau sedang butuh, nggak ketahuan minta tolong. Ya bisa disebut teknik ini adalah masuk kategori "hidden agenda". Namun ya tak apalah, daripada main nyelonong bukan?
Hidup kan seperti itu. Apa yang dilihat, belum tentu hal sebenarnya. Bisa jadi, itu hal yang manipulatif, atau dirancang dengan teramat apik serta canggih di dalamnya. Who knows? Sehingga persepsi penilaian kerapkali tertipu oleh penampilan yang nampak. Dan itu dapat menimpa siapa saja. Tak memandang usia, gender, tingkat pendidikan, maupun ras. Bukan begitu?
Sumber gambar: freepik.com
0 komentar:
Posting Komentar