Saya yakin semua guru saat ini, adalah guru yang inovatif. Cuma yang membedakan adalah tingkatan keinovatifan. Sehingga wajar, ada yang nampak di permukaan. Ada pula yang "terendus" pun tidak. Ini bukan karena soal koneksi, bisa jadi cuma nasib belaka.
Dan seringkali keinovatifannya itu tidak selalu dirasa sebagai sebuah inovasi. Dianggap hal yang normal-normal saja. Ini menjadi problem tersendiri. Sebab bisa jadi inovasinya tadi mampu mengubah wajah pendidikan kita yang sudah bopeng menjadi glowing.
Makanya ketika guru menemukan sebuah gagasan yang inovatif, harus di-support benar-benar. Baik dana, do'a, maupun dukungan kebijakan. Tidak cuma perkataan, "Loe hebat Bro." Harus ada langkah-langkah taktis dan teknis yang mengawal. Agar inovasi itu tidak "terjerembab" di tengah jalan.
Dengan demikian juga menginspirasi tumbuhnya inovasi-inovasi di berbagai tempat dan bidang. Karena pendidikan adalah induknya peradaban. Jika pendidikannya maju, maka peradabannya menjadi gilang-gemilang. Dan ini tentu hal yang kita idam-idamkan.
Untuk itu setiap guru harus mengenali maqom keinovatifannya, agar bisa diberdayakan secara sistematis, masif, dan terencana. Dan di bawah ini, bisa dilihat dengan mata telanjang, kedudukan keinovatifan yang bercokol di diri tiap guru.
1. Andaikan
Pada tataran awal ini, keinginan berinovasi masih dalam angan-angan. Belum tergugah secara internal. Ada semacam ketakutan fobik di dalam dadanya.
2. Ashiap
Ini adalah level kedua, dimana keinovatifan mulai diejawantahkan, direncanakan untuk diterapkan. Harapan baru oase dalam pengajaran keseharian, menjadi nampak secara lamat-lamat.
3. Asoy
Di tingkatan ini, keinovatifan sudah melalui tahapan "evaluasi". Sudah dikenali sisi keunggulannya. Dan sudah layak disebut dengan istilah kekinian, yaitu pengampu best practice.
4. Amplifikasi
Ini adalah maqom puncak, dimana inovasinya disebarluaskan. Tidak cuma dipendam dan diperam di kelas dan sekolahnya. Tapi sudah mengglobal.
Demikian keempat tingkatan keinovatifan. Dan setiap guru, pasti tahu dimana tingkatannya sekarang. Jangan sampai ada guru yang level awal pun belum ada di benaknya.
Sumber gambar: pamercourses.com
Keren banget bapak ulasannya
BalasHapusIni hanya lucu-lucuan untuk menyemangati teman-teman.
HapusJazakallah khairan berkenan berbagi inspirasi dan gairah bergerak untuk berdampak
BalasHapusWajazakallahu khairan.
HapusSemoga bisa menjadi pelecut perubahan.
Alhamdulillah, tulisan Pak Ajun selalu berkualitas, dan cukup menggugah sekali. Terimaksih, Pak Ajun. Ditunggu tulisan selanjutnya..
BalasHapusAlhamdulillah. Sama-sama.
HapusInsya'allah tiap hari posting.
Kereeennn pak, mantabb
BalasHapusTerima kasih. 👍👍
HapusAlhamdulillah,ini penyemangat yang membangunkan kita bisa mencoba dan memulai hal yang inovatif bagi kemajuan intelektual kita ke depan.
HapusKita memang harus berani mencoba hal-hal baru. Agar terjadi kesegaran dalam pengajaran.
Hapus