10 Februari, 2022

,

Akhirnya Buku Pantunnya Jadi, Cakep

Akhirnya buku berjudul "111 Pantun untuk Guru" jadi jua. Setelah penantian berminggu-minggu. Buku tersebut dibuat anak-anak saya, Kelas V SDN Pandan II Kec. Ngraho Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur. Pas peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2021 dan HUT PGRI Ke-76. Di tanggal 25 November 2021. Dalam waktu yang relatif singkat, sekitar dua jam. Mulai dari menulis hingga membuat cover bukunya. Dan kebetulan, saya hanya menaruh sebuah pantun. Sebagai genap-genapan sekaligus penyemangat mereka. 😁

Buku itu adalah buku ketiga dari murid-murid saya di Kelas V, bertepatan dengan tiga tahun saya mengampu kelas tersebut. Untuk dijadikan periksa, buku pertama dan kedua mengulas tentang pandemi Covid-19. Dan ini disuguhkan dalam bilingual (dwibahasa), Basa Jawa dan Bahasa Indonesia. Adapun judulnya adalah "Caramana Corona Ora Ana" dan "Sinau liwat Hape". Mengapa buku yang ketiga ini tidak berdwibahasa? Memang sengaja dibuat demikian. Karena rencananya, di tahun pelajaran ini akan rilis dua buah buku. Buku pertama yaitu buku pantun itu, yang berbahasa Indonesia dan  yang berikutnya memakai Basa Jawa.

Apakah anak sekolah dasar mampu membuat buku? Sebenarnya berangkat dari pertanyaan semacam inilah, buku berjudul "111 Pantun untuk Guru" dan buku sebelumnya tersebut lahir. Pertanyaan itu dapat dianggap sebagai pemicu maupun ungkapan ketidakpercayaan terhadap kemampuan anak sekolah dalam membuat buku, khususnya di jenjang sekolah dasar. Sebab pada umumnya dipandang, anak-anak seumuran itu. Jangankan membuat buku, diajak membaca buku saja, sulitnya minta ampun. Ini kok mau diajak bikin buku. Cari-cari kerepotan yang tak berguna.

Bagi yang tak percaya, tak masalah. Sebab faktanya buku-buku yang dibuat oleh anak-anak di jenjang serupa, bejibun banyaknya. Bahkan anak-anak yang masih duduk di bangku prasekolah pun sudah banyak yang buat. Jadi umur tidak dapat dijadikan patokan untuk menunjukkan minat dan kemampuan seseorang dalam menulis. Biarpun batang usianya sudah tinggi, tidak menjamin dapat menulis, apalagi membuat buku.

Memang membuat buku butuh ketekunan. Dan bukan persoalan mudah bagi seorang guru untuk membimbing siswa dan siswinya untuk manut. Butuh effort yang luar biasa. Meskipun begitu, jika dijalankan akan berbuah manis pula. Seperti buku pantun di atas. Dan apabila Anda tertarik untuk mengagumi "kemanisannya", tak perlu merogoh saku dalam-dalam. Cukup 35 ribu Rupiah saja (belum ongkir) per bukunya. Maaf, siapa cepat dia dapat, sebab buku ini dicetak terbatas. Monggo. 👍

4 komentar:

  1. Maasyaa Allah ... keren pak Ajun... merasa terbakar semangatnya pak Ajun nich..smog bs tertular ke sy

    BalasHapus
  2. Murid yg hebat berada dalam rangkulan guru yg hebat..

    Selamat dan sukses pak Ajun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih.

      Saya hanya sekadar memfasilitasi saja.

      Hapus