Ngobrol Panjang
(Hari Keempat Masuk Sekolah)
Oleh: Ajun Pujang Anom
Masa remaja awal kira-kira masuk pada usia 10 hingga 10 tahun. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas anak sangat menonjol. Hal ini disarikan dari pernyataan Fadli, SE.. Dan dikutip dari Buku Tema 6 Kelas VI.
Melihat hal ini interaksi yang timbul antara guru dan murid, sudah sepantasnya bernuansa demokratis dan tidak dogmatis. Sehingga dalam prosesnya tidak terjadi ujaran-ujaran yang menggemakan sesuatu yang _top-down_. Tapi justru memfasilitasi upaya-upaya yang mendorong tumbuhnya inisiatif aktif-partisipatif dari diri siswa dalam sistem pengelolaan belajar di ruang kelas maupun tempat-tempat yang memungkinkan untuk belajar.
Maka untuk itu, saya sebagai guru perlu mengembangkan kondisi ruang belajar yang kondusif dan kontributif terhadap tumbuhnya potensi-potensi siswa, baik secara personal dan klasikal. Kebetulan sekali di hari keempat ini, memberikan celah kepada saya untuk mengajak para murid untuk berbicara "dari hati ke hati" tentang keadaan yang mereka alami saat ini (kejiwaan). Sebab materi ajar yang ada cukup ringkas. Sehingga memungkinkan untuk memberikan di sela-selanya, sebuah dialog hangat. Yang tentu saja sesuai dengan kebutuhan umur mereka.
Dari hasil pembicaraan tersebut, saya mendapatkan beberapa poin positif terkait dengan keinginan mereka untuk lebih mengembangkan potensi mereka. Di samping itu juga, muncul beberapa pemasalahan. Namun jika disimpulkan permasalahan tadi, lebih ke arah kepercayaan diri dan kurangnya fasilitas untuk tumbuh-kembangnya minat dan bakat mereka.
Pastinya kedua hal tadi butuh jalan keluar atau solusi bergizi. Dan itu tidak melulu pula muncul keluar dari pemikiran siswa. Namun bisa saja dari mereka sendiri, dengan memberikan ke depannya space untuk berdiskusi secara intens. Sehingga mereka bisa saling mengisi dan mampu belajar sejak dini untuk memahami dampak dari suatu perilaku. Dan bagaimana cara mengatasinya seelegan mungkin.
Bojonegoro, 5 Januari 2023