Tampilkan postingan dengan label ortu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ortu. Tampilkan semua postingan

14 Februari, 2022

, ,

Mandi dan Cebok Pun Diurusi Guru

Jangan mengira, urusan guru cuma ngajari cara menyanyikan lagu "Balonku Ada Lima" hingga Trigonometri. Lebih daripada itu. Bahkan jika pernah mengampu di kelas bawah atau rendah (istilah yang diperkenalkan Kurikulum 2013 untuk menyebut kelas 1-3), maka akan lebih luas. Jadi call-center, penitipan anak sementara, sampai urusan yang seharusnya hak seratus persen ortu. Seperti cebok dan mandi.

Kok sampai urusan cebok dan mandi segala? Betul urusan domestik seperti ini terkadang, guru punya peran yang besar. Siapa bilang, anak yang sudah memasuki usia sekolah terus punya kecakapan "mengeluarkan hajat hidup pribadi"? Banyak terjadi di lapangan, meskipun tidak terjadi tiap tahun, anak tidak berani buang hajat di kamar mandi lalu nggembol di celananya. Atau yang lebih baik sedikit daripada ini, yaitu minta dicebokin

Ini mengandung dilema lho. Tidak menjamin bu gurunya yang notabenenya perempuan, terkadang jijik jika harus menceboki siswinya. Padahal dia juga mempunyai seorang putri. Kalau minta tolongnya, ke rekan guru perempuan sih nggak masalah. Tapi bila ke rekan guru yang lelaki, bahkan penjaga sekolah yang laki-laki, ini kan jelas kurang etis. Dan malah lebih sadis,  minta anak itu pulang tanpa diantar, dengan membawa "buah yang tidak diinginkan itu". 

Mau menyalahkan kelakuan tercela ini, murni karena ketidakempatian guru belaka, kok kebangetan. Sebab guru juga manusia. Ada juga rasa yang terkadang terlihat kurang baik. Namun bila diselidiki lebih dalam, bisa jadi karena kekhawatiran. Tahu sendiri kan jaman sekarang, perbuatan menceboki bisa dianggap perbuatan yang melanggar privacy dan susila? Jika begini halnya, perbuatan guru tersebut tidaklah salah seratus persen. Dan mungkin nanti, bila ada kelas parenting, bolehlah materi tentang potty training alias toilet training ini juga disisipkan.