Saya sering mendengar perkataan seperti ini, "Sekarang ini banyak orang pandai, tapi sedikit orang yang mengerti." Namun di lain pihak ada yang berkata, "Anak-anak sekarang ini, sampai kelas dua belas saja, masih ada yang belum bisa perkalian, tidak hafal nama provinsi di Jawa, dan masih banyak lagi. Mereka belajar nggak sih?"
Mendengar kedua perkataan tadi, saya jadi bingung, yang benar yang mana? Sebab keduanya bertolak belakang. Kalau memang benar pandai, tentu pelajaran yang ada di sekolah dapat terserap dong. Minimal yang paling dasar. La ini tidak. Jadi yang mengatakan perkataan pertama, itu jelas salah kan?
Terus soal mengerti itu datangnya darimana? Dari pandai bukan? Jika tidak pandai, mana mungkin bisa mengerti? Ataukah dibalik, bagaimana mungkin pandai, kalau tidak mengerti? Hayo yang mana duluan?
Semua hal ada parameternya. Termasuk tentang kecerdasan. Kita bertahun-tahun termasuk di urutan bawah PISA (Programme for International Student Assessment) atau Program Penilaian Pelajar Internasional. Dari sini saja sudah jelas, bangsa kita saat ini belum termasuk bangsa yang pintar.
Mau data apa lagi? Apabila kita melihat hasil Sakernas (Survey Angkatan Kerja Nasional) pada tahun 2021, jumlah sarjana kita 8,31% dari jumlah penduduk keseluruhan. Dan mayoritas penduduk kita adalah berpendidikan setara sekolah dasar.
Dari situ saja, sudah terpampang nyata bahwa orang-orang Indonesia sekarang ini masih jauh dari kata cerdas, pandai, pintar, cerdik, atau apapun namanya. Karena kalau memang cerdas, ada buktinya dong. Mana? Sebab jika sudah, pasti kita sudah menjadi bangsa yang maju.
Sumber gambar: towardsdatascience.com
0 komentar:
Posting Komentar