Tampilkan postingan dengan label singkatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label singkatan. Tampilkan semua postingan

11 Januari, 2023

,

Sapi Lemu

Sapi Lemu
(Hari Kesembilan Masuk Sekolah)
Oleh: Ajun Pujang Anom


Kemarin siang, setelah menuliskan soal untuk Sarapan Pagi, saya berpikir untuk membuat singkatan untuk kegiatan ini biar lebih menarik. Dan kebetulan anak-anak baru belajar tentang Cangkriman Wantah. Sebuah materi pada mupel Basa Jawa, yang mengulik tebakan berdasarkan akronim. Dengan begitu saya pikir, kalau dibuat jadi nge-match. Akhirnya ketemu istilah Sapi Lemu. Sapi Lemu ini dipendekkan dari Sarapan Pagi dengan Lembar Uraian.

Namun sayangnya belum kesampaian dilaksanakan di hari ini, sebab Lembar Uraiannya belum kebuat. Jadi akhirnya ditulis di buku tulis saja. Tapi tak masalah kan? Yang esensi dari program ini mampu berjalan. Dan dapat mengukur sejauhmana pemahaman materi yang akan diajarkan. Dari hasil yang ada, skor rata-rata mencapai 80. Sebuah pencapaian yang lumayan bagus, bukan?

Kelar jam sekolah, saya kepikiran soal pemakaian lembar uraian tadi. Apakah cocok diterapkan? Karena jika dilakukan, jelas butuh kertas yang banyak. Dan itu jauh dari kata hemat. Mau pakai kertas bekas, yang sisi sebelahnya masih kosong kelompong, kok nggak asyik kelihatannya. Kalau tidak memakai lembar uraian, singkatannya tak mungkin jadi Sapi Lemu. Harus diketemukan singkatan lainnya yang lebih pas dan punya daya dukung terhadap "realitas".

Alhamdulillah, akhirnya nemu kata Sapi Udik. Kependekan dari Sarapan Pagi untuk ditulis di Buku. Agak maksa ya? Tapi saya rasa tak apalah. Daripada tak ada yang unik dan sesuai dengan yang diinginkan. Tentu tak cuma Sapi Udik dong, kudu ada teman seiringnya. Sebab ke depan, kemasan Sarapan Pagi mempunyai konsep yang berbeda-beda.

Kemudian nongol Sapi Ilang atawa Sarapan Pagi secara Lisan dan Langsung. Yang mana terlihat dalam lakuannya menjauhi perbuatan tulis-menulis. Dan ini bukannya tidak baik. Ini justru menguatkan kemampuan tulis. Jika anak sudah terbiasa dengan komunikasi secara verbal. Lalu di-back up oleh kemampuan secara tekstual. Tentu akan berdampak pada kondisi masa depannya. Anak tersebut akan mudah beradaptasi dan menaklukkan tantangan yang ada. Dan bukankah tujuan pendidikan secara mendasar adalah hal itu?

Bojonegoro, 11 Januari 2023