02 Maret, 2022

,

Public Speaking-nya Guru

Alhamdulillah, akhirnya saya bisa menulis di blog ini tentang webinar yang diadakan Kelas Berbicara atau lebih suka menahbiskan diri sebagai Kelas Public Speaking. Di Kelas Public Speaking yang sekarang sudah sampai gelombang 5 ini, saya diminta menjadi anggota Tim Horrreee. Saya sebenarnya nggak tahu kapasitas saya, sehingga sampai "tega" dimasukkan ke dalamnya. Katanya saya ini, begini dan begitu. Dan mungkin juga "begono". Karena dasarnya saya orangnya mauan, iya saya mau. Mungkin ini yang disebut dengan begono tadi. Gitu Maszzzeeeh.

Di pertemuan kelima, atau tepatnya tadi malam, saya mengikuti sampai tuntas. Ini berbeda dengan pertemuan sebelum-sebelumnya, hanya secuil. Alasannya klasik saja, dan ini tentu dengan mudah ditebak. Jadi tak perlu dibahas dengan dalam. Hanya di pertemuan pertama saya ngikut. Bukan karena tak ada kendala, tapi ya kebetulan jadi pembicara pengganti. Jadi mau tak mau, apapun kendala harus dikendalikan.

Sedangkan di pertemuan kelima, tak ada kendala. Pokoknya lancar-car-car. Senang dong. Apalagi materinya yang luar biasa, tentang hubungan guru dan murid. Guru harus mampu memahami karakter dan juga memfasilitasi potensi-potensi yang dimiliki para siswanya. Sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai generasi hebat. 

Agar dapat lebih menangkap maksud saya tadi, bacalah resume-resume yang saya cuplik dari beberapa blog peserta. 

1. https://leniguruuhuy.blogspot.com/2022/03/gurunya-manusia.html?m=1

Tak dipungkiri saat ini segala aspek sudah menggunakan sistem elektronik, termasuk dalam aspek pendidikan yang biasa kita kenal dengan istilah e-learning. Kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat sangat membantu proses pembelajaran saat masa pandemi ini, namun juga memiliki  dampak pada perkembangan anak didik kita.

Beliau menuturkan dari hasil penelitian yang dilakukan, masalah anak didik kita saat ini 20% adalah masalah akademis dan 80% adalah masalah non akademis. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi kita semua, termasuk para guru. Dari 80% ditemukan empat masalah yang paling utama : adiktif gadget, adiktif pornografi, abuse, dan anti sosial

2. https://guruuningabersamabulieze.blogspot.com/2022/03/guru-manusia-di-masa-pandemi.html?m=1

Saat seorang guru tidak bisa menjadi guru manusia, maka perannya akan digantikan oleh gadget. Oleh karena itu, solusi cerdasnya adalah menjadi the inspired teacher.

Ciri-ciri the inspired teacher adalah :

1. Kita harus berperan sebagai orangtua yang memberi nasehat

2. Guru yang memiliki pengetahuan lebih

3. Sahabat yang mau diajak berbagi

Kalau tidak bisa seperti itu, maka kita bisa tergantikan oleh robot. Bahkan dengan hologram, satu guru dapat terlihat di beberapa kelas (sampai luar negara pun bisa). Tentu dengan penyesuaian bahasa.

3. https://swulandarigawaikucoretankugmld21.blogspot.com/2022/03/guru-manusia-dimasa-pandemi-menjadi.html?m=1

Dalam masa e-learning ini diperlukan kemampuan khusus, agar kita tidak tergantikan oleh tenaga robot yang sudah dikembangkan di negara maju. Lantas apa yang harus kita lakukan sebagai solusi atas masalah ini? Tentu dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Sikap guru teladan
2. Semua anak didik  dilahirkan  adalah seorang bintang
3,  Kemampuan yang sifatnya seluas samudra
4. Anak cerdas dengan multiple  intelligence
5. Masa Revolusi 4.0, guru dituntut harus  memiliki kemampuan di bidang teknologi multimedia

Untuk penjelasannya lebih dalam, tontonlah materinya di tautan berikut ini: https://youtu.be/DrpP716k7Fs

4 komentar:

  1. Wow keren pak Ajun, guru inspirasi kami semua🤗terimakasih pak Ajun yang selalu bisa membuat kami tersenyum bahagia membaca tulisannya🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sudah bisa bikin senyum. 😁🙏

      Hapus