Sebagaimana orang Indonesia pada umumnya, saya juga menggemari singkatan. Makanya tak salah dong saya, di dalam tulisan ini juga membuat singkatan. Apalagi ini hari Ahad, masak harus saling menyalahkan? Capek tau. Mending dibuat santai-santaian. Tapi ini bagi yang tak lagi gawe. Meskipun begitu jangan begitu terlalu ngoyo. Tetap selow saja.
Baiklah di tulisan ini saya bikin singkatan untuk otak kanan dan kiri. Yang otak kanan saya pendekkan menjadi otka. Sedangkan otak kiri menjadi otki. Bagaimana? Rada-rada keren gitu ya? Akhirnya terjawab juga kan tentang judul tulisan yang pakai otka dan otki itu?
Sudah kita ketahui bersama, bahwa ada asumsi di masyarakat yang mengelompokkan kemampuan manusia berdasarkan otka dan otki. Orang yang termasuk otki dipercaya kemampuannya lebih kepada logis-akademik. Sedangkan yang otka, lebih ke arah kreatif-artistik. Kalau menurut bahasa saya sih, yang otka ini suka nyeni. Jika yang otki itu cenderung kepada nyeno.
Lantas bagaimana cara mengetahui bahwa kita termasuk ke otka atau otki? Klik saja tautan berikut ini: Tes Otka-otki 1. Di sana ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Dan nanti keluar hasilnya yang menentukan, bahwa kita ikut golongan mana. Apabila ketika memilih jawaban terjadi kegalauan, yang akhirnya mungkin menimbulkan kekeliruan, maka dapat memilih cara yang kedua. Cara kedua ini lebih simpel-pel-pel. Cukup menangkupkan kedua tangan. Jika jempol tangan kanan berada di atas, berarti otka. Begitu juga sebaliknya. Dan apabila lagi-lagi diterpa keresahan, maka tengoklah link ini: Tes Otka-otki 2. Tes kedua ini dapat diterapkan ke murid-murid kita, dan akan membuat mereka tertegun-tegun. Lalu berkata, "Kok iso yo?"
Meskipun begitu, jangan pongah bin jumawa, apabila termasuk otka dan otki. Sebab banyak pakar syaraf yang mengatakan hal itu hanya mitos belaka. Sebab otak kita bekerja secara koordinatif. Hal ini juga diwartakan oleh detik.com, dengan mengutip dari Scientific American. Sebuah penelitian yang telah berjalan selama beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa “kognisi [kreatif] dihasilkan dari interaksi dinamis dari sejumlah area otak yang beroperasi di sebuah jaingan skala besar." Proses kreatif yang satu berbeda dengan yang lain, begitu juga bagian otak yang dibutuhkan dalam kerja kolektifnya. Inovasi, penciptaan baru, bukan monopoli salah satu bagian otak kita. Seperti sebuah kantor, proses perekrutan dari masing-masing departemen sesuai dengan proyek dan tugas yang datang. Bagaimanapun juga, meski berasal dari bagian-bagian yang berbeda, otak manusia mirip dengan kodratnya sebagai makhluk sosial: mesti bekerja secara kolektif agar mampu menghasilkan sesuatu yang berguna.
Lantas buat apa tes-tesan tadi? Iya sekadar untuk mengenali ke arah dominan mana kita dalam berperilaku. Meskipun itu tidak berlaku atau terjadi terus-menerus. Contohnya saya. Saya tiap hari rajin menulis. Menulis ini adalah kemampuan otak kiri (otki). Padahal jika dites, saya termasuk ke dalam kualifikasi otak kanan (otka).
Sumber gambar: verywellmind.com
Menulis artikel bagian dari otak kanan,karena lebih pada keterampilan.
BalasHapusSalam Literasi 🙏
Sebenarnya sudah saya ulas, kanan-kiri itu tidak penting. Karena faktanya otak bekerja secara koordinatif.
Hapus