Bikin Peraga untuk Mapel Agama
Oleh: Ajun Pujang Anom
Kemarin sore, Alhamdulillah saya berhasil menelurkan tiga konsep alat bantu pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena ini masih konsep yang tersimpan dalam benak, jadi masih bisa dibilang konsep yang mentah. Meskipun konsepnya masih mentah, namun ada yang sudah matang. Yaitu namanya. Namanya telah dibikin dan diyakini sudah tepat. Ini kok sama seperti ortu yang ngecek calon buah hatinya lewat USG, kemudian segera mencari nama yang cocok sesuai jenis kelamin. Padahal lho, belum tentu brojol dalam keadaan bagas-waras. Pokoknya, yang penting yaqin dan optimistic.
Dan ngomong-ngomong soal pemberian nama ini, butuh waktu yang tak sedikit. Ada yang sudah ketemu beberapa detik, ketika konsep peraganya sudah diperoleh. Ada yang memerlukan waktu belasan jam, dan menguras pikiran. Walaupun akhirnya menghasilkan nama yang bisa dibilang, "Yah, begitu saja." Memang betul, menciptakan sebuah nama bukanlah perkara mudah. Sebab dia penanda, dan sebagai penanda harus memicu ketertarikan. Apalagi ini nama sebuah alat bantu, tentu kudu yang bisa membetot perhatian. Tetapi tidak mengabaikan fungsionalitasnya.
Tiga buah peraga tadi, berasal dari tiga buah bahan ajar yang berbeda. Tiga buah materi tersebut adalah Tajwid, Asmaul Husna, dan Wudlu. Untuk peraga dari Tajwid, diberi nama Beta Manise. Nama ini kependekan dari Bendera Tajwid - Media Alternatif Sederhana). Yang kedua adalah Pahala Besar. Disingkat dari Peraga Asmaul Husna dalam Benda Saling Terkait). Dan yang terakhir, bernama Perwira Gema. Nama yang diambil dari Peraga Wudlu Informatif Gerak Maju.
Untuk peraga Beta Manise, merupakan modifikasi dari media pembelajaran yang telah saya buat dulu untuk materi Aksara Jawa, yaitu Gelatin (Gendhera Latih Hanacaraka). Sengaja saya comot dari sini, karena kesamaan substansi. Sedangkan peraga Pahala Besar, berasal dari pengembangan puzzle. Kita sudah ketahui bersama, bahwa puzzle bisa menjadi sarana yang bisa menyalurkan seluruh gagasan dalam hampir semua materi pelajaran. Khusus untuk Perwira Gema, berasal dari modifikasi alat peraga yang umum dijual di olshop, namun biasanya dibuat terpisah untuk anak laki-laki dan perempuan. Dalam media ini, tidak benar-benar terpisah. Atau lebih tepatnya bergantian.
Semua peraga di sini, menggunakan bahan utama dari kertas (dapat diganti dengan bahan lain, sesuai keadaan). Dan juga bisa diwujudkan dalam animasi sederhana menggunakan aplikasi Microsoft PowerPoint (dapat juga dengan aplikasi lainnya, sesuai kebutuhan). Ini artinya ketiga peraga tadi bisa dikemas dengan beragam bentuk, sesuai dengan inovasi dan kreativitas guru. Jadi tidak zakelijk, monoton pakai satu bahan saja. Dan menurut saya, sebuah peraga harus mampu ditransformasikan ke dalam berbagai bentuk, sesuai dengan kondisi dan perkembangan zaman.
Bojonegoro, 15 Januari 2023
Keren pak,
BalasHapusTerima kasih. Semoga dapat menginspirasi.
HapusSubhanallah...pokok e keren pak.
BalasHapusAlhamdulillah dan terima kasih. Semoga bermanfaat.
Hapus