Bebek Dolan
(Hari Kesebelas Masuk Sekolah)
Oleh: Ajun Pujang Anom
Mungkin ada yang mulai bosan baca tulisan ini. Karena tiap hari bahasannya "hewan" melulu. Oleh karena itu, saya minta maaf. Namun saya rasa harus tetap melanjutkan. Sebab eksperimentasi pembelajaran, lewat kegiatan ini masih berlangsung. Dan membutuhkan akronim-akronim yang dapat menggugah selera kreativitas. Kalau tanpa disingkat maupun disingkat secara "biasa" saja, kesannya kurang mengena. Perlu keunikan yang menyegarkan benak.
Dan di hari kesebelas ini, saya memakai istilah Bebek Dolan alias Bersih-bersih Kelas dan Halaman Sekolahan. Ini adalah sebutan lain daripada Gerakan Jum'at Bersih, yang sudah lama digemakan. Tidak ada kebaruan dalam rutinitasnya. Hanya sekadar mengenalkan terminologi baru. Kalaupun nanti dikembangkan agar tidak monoton, bisa dengan menambahkan yel-yel ataupun lagu. Dengan adanya hal itu, memungkinkan semangat bersih-bersihnya jadi meninggi.
Di samping itu, juga dapat dibuatkan maskot atau kostum. Namun ini tentu butuh modal, yang tidak dapat dikatakan sedikit. Meskipun bisa diakali, dengan bahan pembuatannya dari kertas, plastik, dan barang-barang tak terpakai di sekitar kita. Dengan ini, malah membikin jadi nilai plus. Benar-benar mengurangi sampah, juga membuat keadaan menjadi lebih hidup serta indah.
Dan semakin menyenangkan pula, jika sekali-kali di akhir kegiatan, diadakan makan besar dengan bahan dasarnya adalah bebek. Jadi kegiatannya betul-betul bebek detected. Apabila dikonsepkan dengan matang, bisa menjadi trade mark sekolahan. School branding yang murah, namun bertenaga.
Mungkin gagasan yang serba murah-meriah semacam ini diterapkan di berbagai level pendidikan, akan tercipta lingkungan pembelajaran yang mempunyai ciri khas dan berdaya saing tinggi. Tak perlu harus selalu mencanangkan aktivitas yang serba menguras kocek dan berbau teknologi tinggi. Karena pendidikan tidak melulu soal kecanggihan, namun lebih ke arah tingginya moralitas dan kreativitas.
Bojonegoro, 13 Januari 2023