Kalau dilihat daftar daripada edublogger papan atas, maka akan nampak diduduki oleh guru-guru sekolah dasar. Mengapa bisa demikian? Karena kalau dipikir-pikir guru weton SD ini secara logika tidak mempunyai pengetahuan formal yang cukup. Mereka ini jelas-jelas cuma memiliki ijazah kesarjanaan yang jauh dari "bau teknologi". Mestinya kan ya, yang menjadi blogger pendidikan kelas wahid itu guru TIK atau Informatika, yang notabene ngendon di sekolah menengah. Baik dari segi keilmuan maupun pengalaman, tentu sangat mumpuni. Tapi faktanya tidak demikian bukan?
Ini menjadi pertanyaan bagi saya. Dan di sini, saya mencoba menerka-nerka jawaban yang sekiranya cocok untuk itu. Jawaban-jawaban itu akan saya rangkai-bernomor di bawah ini.
1. Cari Cuan
Mungkin kelihatannya jawaban ini terasa mendiskreditkan. Namun memang itulah yang terjadi. Dan tidak ada yang salah dengan hal ini. Kita tahu energi yang didapatkan dari niat ini, pastilah sangat besar. Sehingga halangan ijazah, bukanlah menjadi hal penting.
2. Tulus Berbagi
Bagi yang tak begitu minat me-monetize-kan blognya, pasti kebanyakan menggolongkan diri sebagai orang-orang yang ikhlas. Dan ini juga tak sedikit, blogger yang bergabung di dalamnya. Jadi jangan mengira semua blogger itu mata duitan. Apalagi jika ketulusan tadi ditenagai hal yang spiritual, malah akan membumbung tinggi semangatnya.
3. Kebutuhan Pribadi
Ada pula yang membikin blog sekadar untuk menabung tulisan. Karena berpikir dengan adanya blog, mudah diakses dan sekaligus tempat untuk mengarsipkan apa yang sudah dikerjakan. Para penganut jawaban ini, tidak terlalu memusingkan fulus ataupun shorang-sharing seperti hal di atas tadi.
4. Wadah Ekspresi
Ini bisa dikatakan sebagai golongan keempat. Golongan ini lebih mengutamakan kebebasan diri, tidak mau menjebakkan kepada ini dan itu. Dan mirip dengan kelakuan pada golongan sebelumnya. Yang membedakan, terletak pada opsi pendokumentasiannya saja. Golongan sebelumnya mengukuhkan pada sisi yang sudah diperintahkan atau dideskripsikan pekerjaannya.
Dari keempat tebakan jawaban tadi, mungkin saja ada yang kurang mampu memahami. Dan saya anggap ini wajar. Bahkan mungkin pula ada yang berpendapat, empat jawaban tadi tidak dapat menggambarkan mengapa maqom puncak dikuasai guru-guru SD. Untuk opini ini, saya bisa membalas dengan satu jawaban: GURU SD LEBIH BANYAK DARI GURU MANAPUN. Walaupun jawaban ini dapat juga dipatahkan dengan argumen, bahwa tidak banyak GURU TIK/INFORMATIKA atau GURU SMP-SMA serta yang SEDERAJAT, yang unjuk diri di dalam ranah edukasi. Kalaupun ada, hanya melulu seputar bidang studi yang diampu atau jenjang sekolah dimana dia berada. Berbeda dengan blogger dari Guru SD. Mereka ini lintas mupel dan jenjang. Serta meng-update keterkinian di bidang pengajaran. Hal inilah yang memungkinkan mereka merajai list blogger pendidikan.
Sumber gambar: caritahuaejha.blogspot.com